Senin, 07 April 2014

kalor lebur es


KALOR LEBUR ES
Diajukan untuk memenuhi tugas individu
Mata Kuliah Sekolah Lanjutan 1


disusun Oleh :
Asri Muslimah Syamsi [1211207015]



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “KALOR LEBUR ES “.Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sekolah Lanjutan 1.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalahi ni sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Maret 2013            


                        Penyusun                    


A.    Latar Belakang

Kalor merupakan salah satu bentuk energy. Kalor yang diserap oleh suatu zat tidak selalu menyebabkan suhunya naik. Kadang kala kalor yang diserap suatu zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Ada zat yang dapt mengalami perubahan wujud, misalnya es dipanaskan akan mencair, dan air yang didinginkan akan membeku menjadi es.
Zat dapat berada dalam tiga wujud, yaitu wujud padat, cair dan gas. Akibat pengaruh suhu yang dimiliki oleh suatu zat, zat dapat berada dalam tiga wujud tersebut. Pada saat terjadi perubahan wujud, misalnya dari padat menjadi cair atau sebaliknya, dan daric air menjadi gas atau sebakliknya, selalu disertai dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Akan tetapi perubahan wujud tidak di sertai dengan perubahan suhu. Pada makalah ini saya akan membahas perubahan wujud zat dari padat menjadi cair atau melebur.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana proses peleburan pada es?
2.      Apa factor-faktor yang mempengaruhi  peleburan?

C.    Tujuan

1.      Mengamatai proses peleburan pada es.
2.      Mengetahui  factor-faktor yang mempengaruhi  peleburan.

A.    Peta Konsep


B.     Materi

Ketika sejumlah kalor diterima atau dilepas oleh suatu zat, maka ada dua kemungkinan yang terjadi pada suatu benda, yaitu benda akan mengalami  perubahan suhu, atau mengalami perubahan wujud. Kenaikan suhu suatu benda dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan yang mengkaitkan dengan kalor jenis atau kapasitas kalor. Sedangkan pada saat benda mengalami perubahan wujud, maka tidak terjadi perubahan suhu, namun semua kalor saat itu digunakan untuk merubah wujud zat, yang dapat ditentukan dengan persamaan yang mengandung unsur kalor laten.
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
c = Q/m.( t2-t1)
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru
H = m.c
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.
Description: Grafik Perubahan Wujud Es
Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5).
Panas pada peleburan zat padat adalah jumlah panas yang diperlukan untuk mencairkan suatu satuan massa zat padat pada temperature tetap. Panas campuran pada es   = 80 col per gram (pada oC dan 1 atm)
                        = 144 Btu per pound (pada 32 oF dan 1 atm)
(Hudaya.1981:97)
Melebur adalah peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi cair. Proses peleburan suatu zat bergantung pada masa zat, jumlah kalor yang di perlukan untuk melebur juga ditentukan oleh jenis zat. Artinya kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 kg es akan berbeda dengan kalor yang diperlukan untuk meleburkan kapur.
Kalor lebur zat didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan oleh suatu satuan massa zat padat untuk meleburkan pada titik leburnya. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk melabur dicari dengan persamaan :
           
Dengan :          Q = kalor yang diserap / dilepas (Joule)
                        M = massa zat (kg)
                        L = kalor lebur (J/kg)                                      (Tim Dosen.2013:30)
            Panas fusi () dari suatu zat padat kristal adalah kuantitas panas yang dibutuhkan untuk melelehkan satu satuan massa zat padat pada temperature konstan. Ini juga setara dengan kuantitas panas yang dilepaskan oleh satu satuan massa lelehan zat pada saat terkristalisasi pada temperature yang sama. Panas fusi air pada 00C adalah sekitar 335 kJ/kg atau 80 kal/g.          (Frederick.2006:133)
            Kalor yang terlibat dalam perubahan fase tidak hanya bergantung pada kalor laten, tetapi juga pada massa total zat tersebut. Sehingga
Dimana L adalah kalor laten proses dan zat tertentu, m adalah massa zat, dan Q adalah kalor yang dibutuhkan atau dikeluarkan selama perubahan fase.(Giancoli.2001:498)
            Kalor Lebur () adalah jumlah kalor yang diperlukan suatu zat untuk melebur (dari padat ke cair) tiap suatu satuan massa pada temperature tetap. Untuk air (H2O), kalor lebur pada temperature 00C adalah 80 kal/g. jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah suatu zat dari satu fase ke fase lain sebanding dengan seberapa besar massanya dan jenis dari zat tersebut yang dicirikan oleh nilai H yang berbeda untuk tiap zat, sehingga jumlah kalor yang diperlukan dapt di hitung dari persamaan :
  atau                                     (Muhamad Ishaq.2006:245)
            Contoh umum perubahan fase adalah peleburan (pencairan) es. Ketika panas di tambahkan pada es pada 00C dan tekanan atmosfer normal, suhu es tidak bertambah. Bahkan, sebagian membentuk air. Jika ditambahkan panas perlahan, untuk menjaga system mendekati kesetimbangan termal, suhu tetap pada 00C hingga seluruh es mencair. Efek penambahan panas pada system ini bukan untuk menaikan suhu tapi untuk mengubah fasa dari padat menjadi mencair. (Young.2002:470)
            Satu gram es batu pada temperature -50oC dalam wadah tertutup, di tempatkan diatas tungku untu dipanaskan. Termometer akan membaca kenaikan temperature akan mbaca kenaikan temperature dengan perlahan sampai 0oC. Pada 0oC, tidak ada kenaikan niai nemperatur, namun panas tetap diberikan. Panas inilah yang meleburkan es batu tersebut. Untuk meleburkan keseluruhan 1 gram es batu tersebut 8,0 kalori dari panas tersebut diserap oleh es batu. (Sri Soeyati.2007:10)
            Sejumlah energy panas tertentu dibutuhkan untuk mengubah fasa sejumlah zat tertentu. Panas yang dibutuhkan sebanding dengan massa zat. Panas yang dibutuhkan untuk mencairkan zat bermassa m tanpa perubahan temperaturnya adalah       dengan  dinamakan panas laten peleburan zat tersebut. Untuk pencairan es menjadi air pada tekanan 1 atm, panas laten peleburan adalah 333,5 kJ/kg = 79,7 kkal/kg. (Tipler.1998:604)





A.    Soal PG

1.      500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga keseluruhan es menjadi air yang bersuhu 0oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, Berapa banyak kalor yang dibutuhkan, (nyatakan dalam kilokalori)….
a.       4 kkal
b.      40 kkal
c.       40000 kkal
d.      0,4 kkal
e.       4000 kkal
Penyelesaian :
Diketahui:       m = 500 gram             L = 80 kalori/gr
Ditanyakan Q = ….?
Jawab : Q = mL
Q = (500)(80) = 40000 kalori = 40 kkal
2.      Berapa kalor yang diperlukan untuk meleburkan 10 kg es pada suhu 0oC. jika kalor lebur es 3,35. 105 J/kg…..
a.       3,35. 105 J
b.      3,35. 106 J
c.       3,35. 10-6 J
d.      3,55. 105 J
e.       33,5. 106 J
Penyelesaian:
Q = m . L
Q = 10 kg . 3,35. 10 5 J/kg
Q = 3,35. 106 J
3.      Berapakah kalor yang diperlukan untuk melebur 5 kg aluminium jika kalor lebur aluminium 403.000 J/kg?
a.       80.600 J
b.      80.600 kg
c.       2.015.000 J
d.      2.015.000 kg
e.       2,15 J
Penyelesaian
Diketahui :
 massa aluminium (m) = 5 kg kalor lebur aluminium (L) = 403.000 J/ kg
Q   = m • L
= (5 kg) × (403.000 J/ kg)
= 2.015.000 J
4.      Jika 5 kg almunium  memerlukan 63.000 J kalor untuk melebur. Berapakah kalor lebur almunium?
a.       1260 J/kg
b.      315000 J
c.       12600 J/kg
d.      315000 J/kg
e.       315 J
Penyelesaian
Diketahui : m = 5 kg               Q= 63.000 J
Ditanyakan  L….?
Jawab :
  = = 12600 J/kg
5.      Berapakah kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan 0,5 kg air pada suhu 100oC sehingga seluruhnya menjadi uap pada suhu 100oC…(Kalor Uap Air 22,6x105 J/kg)
a.       13,3x106 J
b.      45,2x106 J
c.       11,3x106 J
d.      1,13x106 J
e.       4,52x106 J
Penyelesaian
Diketahui:       m = 0,5 kg                   L = 22,6x105 J/kg = 2,26x106 J/kg
Jawab:
Kalor yang di butuhkan
Q = m . L
Q = 0,5  kg . 2,26x106 J/kg
Q = 1,13. 106 J

B.     Soal Essai

1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalor?
Jawaban:
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
2.      Apa factor-faktor proses pereburan?
Jawaban:
Proses peleburan suatu zat bergantung pada masa zat, jumlah kalor yang di perlukan untuk melebur juga ditentukan oleh jenis zat.
3.      Apa definisi kalor lebur zat ?
Jawaban :
Kalor lebur zat didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan oleh suatu satuan massa zat padat untuk meleburkan pada titik leburnya. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk melabur dicari dengan persamaan :
4.      Berapakah kalor yang diperlukan untuk melebur 5 kg aluminium jika kalor lebur aluminium 403.000 J/kg?
Penyelesaian
Diketahui :
 massa aluminium (m) = 2,5 kg kalor lebur aluminium (L) = 403.000 J/ kg
Q   = m • L
= (2,5 kg) × (403.000 J/ kg)
= 100.750  J
5. Berapakah banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0 °C menjadi uap air pada suhu 100 °C ? (c air = 4.200 J/kg K, L es = 336 J/ g, L uap = 2.260 J/g) ….
Penyelesaian :
Diketahui : m es   = 0 °C              t air  = 0 °C               tdidih   = 100 °C
c air = 4.200 J/kg K
L es = 336 J/ Gajahmungkur
L uap = 2.260 J/g                                   
            Ditanya : Q total……..?   
Jawab :
Q1 = m es x L es
                  = (2) x (336)
                  = 672 Joule
            Q2 = m es x c air x ∆t
                  = (2 x 10-3)(4.200)(100)
                  = 840 Joule
            Q3 = mes x L uap
                  = (2) (2.260)
                  = 4.520 Joule
            Jadi Q total = Q1 + Q2 + Q3
                                 = 672 + 840 + 4.520
                               = 6.032 Joule

C.    Penerapan dalam kehidupan sehari-hari

Penerapan dalam kehidupan sehari-hari yaitu peluburan pada es atau air yang berubah dari padat menjadi cair.


D.    LKS

Bevel: Hubungan antar Kalor dengan Perubahan Wujud Zat
 


Tujuan:
Menyelidiki hubungan antara kalor dengan perubahan wujud zat.
Alat dan Bahan
1)      Gelas kimia
2)      Pembakar spirtus
3)      Kaki tiga
4)      Kawat kasa
5)      Piring kaca yang bening
6)      Es batu
Prosedur Kerja :
1)      Masukkan es ke dalam gelas kimia, kemudian panaskan dengan pembakar spirtus. Perhatikan gambar di samping.
2)      Amati perubahan wujud pada es.
3)      Setelah es mencair, panaskan air.sampai mendidih. Kemudian, dekatkan piring kaca yang bening ke mulut gelas kimia. Perhatikan gambar disamping.
4)      Amati perubahan wujud pada air.
Diskusikanlah pertanyaan berikut untuk mendapatkan kesimpulan.
1)      Perubahan wujud apa yang terjadi pada es setelah dipanaskan
2)      Perubahan wujud apa yang terjadi pada air setelah dipanaskan?
3)      Apakah yang terlihat pada permukaan piring yang didekatkan di mulut gelas kimia?
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………



A.    Simpulan

Pada saat benda mengalami perubahan wujud, maka tidak terjadi perubahan suhu, namun semua kalor saat itu digunakan untuk merubah wujud zat, yang dapat ditentukan dengan persamaan yang mengandung unsur kalor laten. Proses peleburan suatu zat bergantung pada masa zat, jumlah kalor yang di perlukan untuk melebur juga ditentukan oleh jenis zat. Artinya kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 kg es akan berbeda dengan kalor yang diperlukan untuk meleburkan kapur.
Kalor Lebur () adalah jumlah kalor yang diperlukan suatu zat untuk melebur (dari padat ke cair) tiap suatu satuan massa pada temperature tetap. Untuk air (H2O), kalor lebur pada temperature 00C adalah 80 kal/g. jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah suatu zat dari satu fase ke fase lain sebanding dengan seberapa besar massanya dan jenis dari zat tersebut yang dicirikan oleh nilai H yang berbeda untuk tiap zat, sehingga jumlah kalor yang diperlukan dapt di hitung dari persamaan :
  atau

B.     Saran

Pada kesempatan yang lain mungkin makalah ini dapat di perbaiki lagi agar lebih lengkap, karena saya sadari bahwa masih terdapat kesalahan dalm pembuatan makalah ini, saya ucapkan mohon maaf sebesar-besarnya. Dengan senang hati saya menerima kritikan dan masukan dari pembaca agar makalh ini lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat memberi maanfaat bagi pembaca.

Fitri.2013. Perubahan Wujud. Online. Tersedia :
http://lksfisikasma.blogspot.com/2013/03/perubahan-wujud.html ( Di unduh pada tanggal 27 Maret 2013 pukul 10:53)
Frederick. 2006. Fisika Universitas Edisi Sepuluh. Jakarta : Erlangga
Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hudaya. 1981. Fisika Umum. Bandung : Armico
Ishaq,Muhamad. 2006. Fisika Dasar. Yogyakarta : Graha Ilmu
Soeyati,Sri. 2007. Ensiklopedia. Bandung : Ganeca Exact
Tim Dosen Fisika. 2013. Petunjuk Praktikum Laboratorium Sekolah Lanjutan I.
Bandung : UIN
Tipler. 1998. Fisika Sains dan Teknologi jilid 1. Jakarta : Erlangga
Young & Freedman. 2002. Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta : Erlangga